Sampai sekarang ini kami belumlah dikaruniai anak. Entahlah, mungkin karenanya juga jadi suamiku jadi seringkali selingkuh. Walau sebelumnya sembunyi-sembunyi, pada akhirnya saya tahu beberapa pacar-pacar suamiku.
Awalannya benar-benar sangat menyakitkan, tetapi lama kelamaan saya tidak mengambil perduli kembali. Saya tidak ingin mengambil pusing masalah Amri dengan pacar-pacarnya. Yang merisaukan, ialah fakta dia jadi jarang menghampiriku, bahkan juga pada empat bulan paling akhir ini dia benar-benar tidak menyentuhku. Walau sebenarnya awal perkawinan kami termasuk juga serasi serta tetap hangat dalam percintaan. Saya sendiri sangat nikmati semua pengalaman percintaan dengan Amri, karenanya juga saya tidak sempat sungkan untuk melayani semua kemauan Amri sebab saya memang menyenanginya. Menjadi wanita kampung bahkan juga dari Amri-lah lalu jadi tahu beberapa style dalam lakukan jalinan seks.
Ya, satu kali lagi, saya pada akhirnya tidak perduli dengan pacar-pacarnya suamiku, tetapi yang sangat memilukan ialah keengganannya menyetubuhiku kembali. Walau sebenarnya tubuhku hampir tidak ada yang beralih, semenjak diperawani oleh Amri saya masih langsing. Atas pendapat Amri juga saya rajin ikuti fitness serta ikuti pekerjaan berolahraga yang lain. Bahkan juga di banding dahulu waktu perawan, payudaraku sekarang termasuk juga besar.
Tetangga serta beberapa kenalanku seringkali katakan saya ini sexy, terpenting saat mereka memerhatikan payudara serta pantatku yang termasuk besar. Wajahku juga rasa-rasanya masih menjadi bunga di kota B, yakni kota tempat tinggalku saat ini. Justru sebab saya semakin masak, saya juga tahu sebenarnya banyak lelaki yang menyukai melirikku. Selama ini saya tidak sempat menggubris mereka, di lainnya pihak menjadi wanita dari kampung saya masih condong pemalu.
Sampai satu saat, terjadi pergantian pada diriku yang sangat mengagumkan. Berikut kisahnya, satu cerita riil yang benar-benar berlangsung pada diriku, cerita yang membawaku ke beberapa petualang seks yang mengasyikan.
Sore itu selesai fitness saya pulang bersama dengan Linda yang menumpang di mobilku, di dalam jalan Linda akan memutuskan untuk turut ke rumahku.
“Untuk sebatas minum jus sekalian buang perasaan capek,” tuturnya.
Tentunya saya tidak menampik, bahkan juga senang karena tentu seperti umumnya jika pulang sendiri demikian datang akan langsung disergap sepi.
Demikian datang di dalam rumah, sesudah parkir kami langsung ke arah teras di belakang yang menghadap kolam renang ukuran kecil. Badan masih tetap berkeringat bekas fitness barusan, Linda merebahkan diri di kursi malas serta saya di kursi di muka satu meja bundar yang berpayung besar. Selekasnya kupanggil Komar, pembantuku, untuk membikinkan dua gelas jus tomat kegemaran kami.
Demikian Komar pergi, saya selekasnya melepas pakaianku sampai tinggal pakaian senamku yang menempel ketat di tubuhku. Begitupun Linda, dia melepas kancing-kancing sisi depan baju terusannya, tidak melepasnya tetapi masih juga dalam tempat berbaring dia membukanya lebar-lebar. Jadi terlihat terbukalah sekarang badan Linda yang cuma tertutup CD supermini serta BH yang cuma tutup separo buahdadanya. Dia pejamkan mata nikmati kesantaiannya. Diam-diam serta tidak umumnya, mataku melihat serta nikmati keindahan badan Linda. Waktu itu Komar hadir mengantar dua gelas minuman, serta sebab tahu majikannya tengah enjoy jadi dia juga selekasnya dengan malu-malu balik lagi ke rumah.
Saya melanjutkan memandangi badan Linda, tidak diduga muncul dorongan kemauan yang kuat sekali untuk meraba badan Linda yang masih tetap tergolek. Basic pemalu, saya tidak berani menghampirinya tetapi cuma meraba tubuhku sekalian memikirkan tengah meraba-raba Linda. Tangan kiriku kueluskan diatas paha yang masih tetap tertutup baju senam yang ketat, sesaat tangan kananku mengelus payudaraku yang masih tetap tertutup pakaian senam. Selalu jelas, di masa-masa kesepian ditinggal Amri, sebenarnya saya seringkali lakukan ini sendirian. Tetapi sekarang ini sekalian memandangi Linda, benar-benar perasaanku sangat lainnya, ada rangsangan yang tambah lebih hangat serta tentunya tak akan dalam perasaan sepi.
Karena sangat kurangnya CD Linda, kulihat ada bulu-bulu kemaluannya yang keluar dari pnggir-pinggir CD-nya. Dengan menatapnya, muncul kemauan untuk lihat dalam kondisi seutuhnya telanjang. Waktu itu juga kuselipkan tangan kananku ke balik pakaian senamku, sebab tidak menggunakan BH jadi langsung jari telunjuk serta jari tengahku menyentuh puting-puting susuku yang nyatanya telah mengeras. Menyusul lalu tangan kiriku melalui lobang baju dibagian perutku, nyelip masuk merogoh langsung mengarah kemaluanku. Kuraba-raba bulu-bulu kemaluanku sekalian memikirkan jika yang kuraba ialah bulu-bulu kemaluan Linda. Ada perasaan geli serta naik-turun rangsangan mengagumkan saat jariku mulai menyentuh sisi atas bibir kemaluanku, waktu itu juga tidak tahan kembali saya menjepit puting susuku sekalian meremas-remas payudara kiriku.
Tidak tahan kembali, jari-jari tangan kiriku juga selalu melaju sampai di sela memekku yang nyatanya telah berasa basah. Saya menggosok-gosoknya dengan lembut disana. Dengan cukup sulit sebab tertekan pakaian senam yang ketat, sela memekku itu dikit saya rekahkan sampai kujumpai kelentitku. Jempolku dengan lembut menggosoki kelentit, sesaat dua jari telunjuk serta jari tengahku dikit kumasukan ke memek, sesudah itu dengan simultan saya maju-mundurkan; dua jari keluar-masuk sesaat jempolku masih menggosok kelentit.
“Ohh.. emhh..,” tidak tahan kembali saya melenguh lembut, sesaat tangan kananku semakin ganas meremas payudaraku bergantian dari kanan ke kiri.
“Ohh.. ahh..,” karena sangat enaknya jadi tiada sadar lenguhanku keluar cukup keras.
Saya benar-benar tidak tahu jika Linda terbangunkan oleh suaraku. Dia dikit buka matanya lalu melihat apakah yang tengah kulakukan. Sebab tidak paham serta sebab nafsuku telah semakin naik, jadi kocokan di memekku serta remasan tangan di buahdada-ku juga semakin ganas. Dua jariku semakin dalam melesak di memekku selalu keluar-masuk, keluar-masuk, keluar-masuk.. Ahh.. Serta untuk masuk lebih dalam kembali, jadi saya mesti dikit merunduk, dengan demikian dua jariku semuanya terbenam, kujepitkan memekku sampai dinding-dinding dalamnya meremas jari-jariku. Waktu merunduk itu juga, Linda yang dari barusan ngintip mulai bereaksi.
Dengan jempolnya dia kait BH mininya ke bawah sampai sekaligus juga buahdada-nya terbebaskan. Saat saya kembali lagi bertumpu di kursi sekalian tidak melepas jariku yang tertanam di memek, sekarang kulihat Linda juga tengah meremas-remas buah-dada telanjangnya. Samping tangannya kembali juga terbenam melalui tepi CD supermini-nya, sampai terungkap serta terpampang jelaslah jarinya yang tertanam di memeknya itu. Ohh.. saya justru bahagia serta tidak malu-malu kembali lihat panorama itu, serta sekarang jadi tahulah jika Linda juga sebenarnya ikuti semua adeganku.
“Linda, ohh.. ka.. kamu.. di.. diam-diam.. oh..” tidak mampu kuteruskan kalimatku untuk menegur Linda, gairah kesenangan mengubur kata-kataku yang bertukar lenguhan-lenguhan. Tetapi Linda rupanya tahu maksudku.
“Ya.. ya.. lanjutkan Teh Tarsih.. saya juga terangsang melihatmu.. teruss kocok memekmu dengan jarimuu.. ohh kita sama-samaa..teruss.. ya.. ya.. dari barusan saya lihat.. kamu gatel, yaa.. kamu ingin dientott..,” kata Linda yang sekalian terengah-engah.
“Be.. benar Linda.. akuu.. ingin dientot pakai kontoll.. telah empat bulan memekku kedinginanan Lindaa..,” kataku sekalian cukup aneh pun sebab awal mulanya tidak sempat keluarkan beberapa kata cabul di depan orang yang lain.
“Aku pun, saya ingin kontol gede yang keras menggenjot memekku.. ohh,” desah Linda sekalian selalu semakin ganas memaju-mundurkan jarinya di memeknya.
Lihat tingkah yang semakin panas, saya juga jadi tidak malu-malu kembali mendekati Linda. Sekalian jongkok kuhampiri langsung memeknya yang tengah mengentot jarinya sendiri. Benar-benar berlangsung saluran listrik rangsangan yang mengagumkan saat pertama-tama kusentuhkan jariku disana. Sebelumnya ada pergerakan Linda yang ingin mencabut jarinya, tetapi kutahan supaya masih tertanam disana. Linda juga memahami lalu meneruskan kocokan di memeknya sendiri. Saya juga lebih mendekat kembali, kepalaku merunduk mendekati gundukan munggil serta nyatanya bibirnya cukuplah tebal itu.
Dengan jariku dikit kubantu menguakan kembali CD-nya sampai makin jelas benda merangsang itu tampil di hadapku. Sela memeknya juga kurekahkan kembali sampai kelentitnya tidak terhambat kembali, langsung kuhampiri serta kujilati pas di kelentitnya yang nyatanya telah menggumpal demikian keras. Tampak jelas juga jari maupun dinding luar bibir memeknya telah demikian basah oleh cairan licin yang keluar dari dalam memeknya. Linda menggelinjang sekalian mendesah nikmat saat kelentitnya kujilat.
Sekalian selalu kujilati, saya katakan kepadanya, “Kita lanjutkan di saja, yuk, Linda..,” ajakku.
“I.. i.. iyaa, saya juga ingin selekasnya lihat Teh Tarsih bugil.. saya ingin sekali nyedot puting susu buah dada Teh Tarsih yang besar serta merangsang ituu.. Ohh, tetapi lanjutkan dahulu menjilat di situu,” jawab Linda sekalian tidak lepas-lepasnya mengentotkan jari di memeknya sendiri.
Tiada sepengetahuan kami, saat semua adegan itu berlangsung nyatanya Si Komar ngintip dibalik pohon sekalian ngocok kemaluannya. Kami juga pada akhirnya bergerak ke arah kamar, Komar yang belumlah sampai di puncak klimaks tampak sedih. Dari arah belakang dia mengendap ikuti kami ke kamar. Karena sangat bernafsunya, kami lupa tutup pintu kamar tetapi langsung naik ke ranjang serta sama-sama menanggalkan bekas baju kami.
Sekarang tubuhku telah telanjang bundar, begitupun Linda. Ke-2 buahdada-ku yang besar langsung jadi tujuan emutan Linda. Seperti bayi, dia demikian nikmati sedotan di buah-dadaku. Saya juga terasa bahagia sekali terima sedotannya, jadi kulakukan serangan balik dengan menggerayangi memek Linda yang sekarang telah seutuhnya telanjang. Jariku tidak alami kesusahan untuk langsung melesak di memeknya yang sejak dari barusan telah banjir cairan licin.
“Ahh..,” desah Linda dengan mulut yang masih tetap terhalang puting susuku saat jariku mulai tertanam di memeknya.
Diam-diam tangan Linda juga nyatanya mencari tujuan di memekku serta berasa temukan lobangnya serta “Slepp..” jarinya juga melesak di lobang hangat memekku.
“Ohh..,” desahku saat jarinya terbenam serta langsung dikocokannya.
Sesudah seputar tujuh menit kami dalam tempat berdiri diatas lutut sekalian sama-sama mencium mulut serta payudara semasing, automatis tiada beberapa kata kami berubah tempat ke tempat 69. Linda menindihku dengan mengarahkan memeknya pas di mukaku. Sekarang benar-benar memeknya itu pas di depan, terlihat masih tetap demikian ranum, maklum Linda masih tetap berusia 24 tahun serta belum juga kawin. Tetapi lihat kelihaiannya sekarang ini menggarapku, saya meyakini Linda sangatlah memiliki pengalaman dalam tempat tidur.
“Oohh.. ahh.. uhh..,” jeritku tidak diduga saat kurasakan Linda menyedot-sedot kelentitku demikian ganas, sesaat jarinya dengan pergerakan semakin cepat menyodok-sodok lobang memekku. Saya juga dalam tempat terlentang lakukan serangan yang sama, kuusahakan jari-jariku dapat masuk sedalam-dalamnya di memek Linda. Sedikit susah, tetapi kuusahakan juga supaya bisa menjilat-jilat serta menyedot-sedot kelentitnya.
“Aaiiyy.. ohh.. uhh.. sedapnyaa.. Teh Tarsih, teruss.. selalu.. janganlah berhentii.. sepertinya Linda mau sampai puncakk. Ohh.. lobang memek Teh tarsih juga telah basah sekali.., saya isap-isap cairannya.. asyikk.. serta licin sekali.. basah sekali Teh Tarsihh,” jerit serta kicau Linda dengan pantat bergoyang-goyang.
“I.. i.. yaa, Lindaa.. Teh Tarsih juga rasa-rasanya sudah ada hampir keluarr.. Kocok teruss.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh aahh.. teruss.. sayangg.. sedott teruss di keelleennittnyaa.. ohh.. Linda.. saya keluarr.. Ohh, nikmatt,” saya benar-benar sampai puncak orgasme.
Jadi saya juga selekasnya seperti mempunyai tanggungjawab untuk mengantarkan Linda sampai puncak kenikmatannya. Cepatlah saya lakukan apakah yang sudah dikasihkan Linda kepadaku. Kocokan jariku di memeknya kupercepat, dengan sekali berguling sekarang tubuhku ada diatas badan Linda, dengan demikian jadi saya lebih gampang kembali untuk menggigit-gigit kelentitnya dengan gemas.
“Ohh.. Teh Tarsihh.. enak sekalii.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh aahh..,” desahnya selaras genjotan jariku di memeknya, “Terus.. Teh Tarsih teruss.. janganlah berhenti.. entot selalu.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh aahh.. ohh..,” pada akhirnya lenguhan panjang terdengar demikian keras, Linda sampai orgasme diikuti tubuhnya tadi tegang sekarang melemas serta pasrah tidak berkapasitas. Kami juga pada akhirnya terlentang di ranjang kembali kenang kesenangan yang barusan teralami.
Masih tetap tiada sepengetahuan kami, Komar nyatanya melanjutkan pekerjaan mengocok kontolnya sendiri dibalik pintu kamar yang terbuka. Walau tidak sangat dekat, dia dapat lihat adegan kami dengan bebas, termasuk juga dengan jelas dengarkan ocehan serta lenguhan kami. Dengan pertolongan ludahnya yang berulang-kali diulaskan ke tangannya dia mengocok kontolnya yang telah super tegang, sampai alami orgasme bertepatan dengan orgasmenya Linda. Tidak ayal spermanya bertebaran di mulut pintu kamarku. Sesudah itu Komar secepatnya berlalu sebab mungkin takut ketahuan.
Sesaat sekalian melepas capek dengan badan kami yang masih tetap telanjang, Linda memilin-pilin puting susuku.
“Susu Teh Tarsih ini merangsang sekali.. saya juga ingin miliki susu sebesar ini,” tuturnya dengan gemas.
“Ah, kamu ini Linda..,” jawabku terasa tersanjung.
“Betul, Teh Tarsih.. pantat serta memek Teh Tarsih juga asik sekali,” kata Linda juga.
“Ah, tidak demikian, buktinya Amri meninggalkanku,” kataku merendah.
“Itulah anehnya.. memek, pantat, serta payudara sebegini bagus, kok ditinggal demikian saja?” bertanya Linda.
“Eh, apakah Linda seringkali main dengan sama-sama wanita?” tanyaku ingin tahu.
“Yaa.. Teh Tarsih ini tertinggal jaman.. Kawan-kawan kita di fitness telah semua alami ini.. tetapi kami saling masih tetap nikmati juga jalinan kelamin dengan lelaki. Istilahnya bi-sex, Teh Tarsih,” jelas Linda.
“Bi-sex, jadi main dengan wanita OK serta dengan lelaki juga OK?” tanyaku masih tetap dengan suara bloon.
“Ya, demikian, justru sempat dikerjakan dengan bertepatan,” jawab Linda cepat.
“Main dengan lelaki sekaligus juga dengan wanita? Oh, sepertinya asik.. saya sich yang berikut saja baru pertama.. bagaimana dapat demikian, Linda?” tanyaku makin ingin tahu.
“Wah, dengan badan Teh Tarsih yang masih tetap sintal sich mudah saja, sesaat keluar akan didapatkan pasangan.. justru dapat lebih dari satu. Buktinya Si Lily yang gemuk itu, hampir setiap minggu gonta-ganti pasangan..,” jawab Linda dengan santainya.
“Si Lily rekan kita yang Chinese yang baik hati itu?” tanyaku dengan perasaan makin tertinggal jaman.
“Betul, eh, Teh Tarsih ingin coba? Jika ingin saya antar?” bertanya Linda.
Baca Juga : Cerita Dewasa Kuperkosa Istrinya Bos
Ingat kembali pada kesepianku yang berlarut beberapa bulan, tentunya ajakan Linda ini membuatku naik-turun walau berasa teramat menegangkan.
“Aku berselingkuh dengan lelaki lainnya?” demikian pertanyaanku berkali-kali tampil di kepala. Tetapi selain itu juga saya tidak dapat mengingkari keperluan serta dorongan sexualku yang telah tidak tertahankan kembali.
“Boleh pun, sich!” jawabku singkat.
“Nah, jika ingin kita mengatur, deh.. tenang saja.. ditanggung kita akan main dengan lelaki yang clean.. saya juga tidak mau asal-asalan Teh Tarsih,” tegas Linda.
Sesudah itu kami bergegas mandi bersama di kamar mandi yang berada di kamarku. Berias dikit, menggunakan kembali baju, serta selekasnya tinggalkan kamar untuk mengawali perburuan. Datang di mulut pintu, kakiku yang belumlah bersepatu mencapai lendir cairan kental. Demikian dicolek kami juga selekasnya tahu jika itu ialah cairan sperma yang belumlah jadi kering. Saya serta Linda sama-sama pandang serta sudah sempat risih, tetapi lalu ketawa cekikikan. Selekasnya juga saya dapat menyangka jika itu spermanya Komar. Ini bisa menjadi narasi sendiri, sesaat ini saya tidak sabar kembali ingin melakukan penjelajahan bersama dengan Linda.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.