Agen Bola Terpercaya

Thursday, January 31, 2019

Cerita Dewasa Dengan Pegawai Hotel Plus Plus


Nama gw Denny, gw kerja menjadi roomboy dalam suatu hotel berbintang empat. Kerjaan yang enak sebenernya, dapat liat-liat kamar orang asal-asalan, serta cerita dewasa ini ialah waktu gw dapet jackpot dalam suatu kamar.


Pagi itu seperti biasa sesudah mempersiapkan trolley gw mulai menyatroni kamar satu-satu. seputar jam 9 sesudah selesai 2 kamar, gw parkir trolley di muka kamar ke-3, sesudah 3 kali mencet bel tidak ada yang keluar gw masuk. Dari dalam kamar mandi terdengar nada shower, demikian nyampe ke kasur gw lihat seseorang wanita dbalik selimut kembali asik maenan ponsel.

“mau dibikin bersih kamarnya mbak?” bertanya gw berupaya sopan,

“oh bisa mas, umm saya mesti keluar dari ranjang nih?”

“iya mbak, sepreinya kan mesti diganti” yup gw waktu itu kembali megang seprei di tangan gw

Memberikan isyarat nantikan, lalu wanita itu ambil pakaian yg diletakkan di meja kecil disamping ranjang. Lalu dia bergerak bangun sesudah menggunakan pakaian itu, pakaian yg begitu kebesaran, wanita berdarah chinese dengan rambut coklat sebahu, usia mungkin seputar 20-24an, tinggi kekira 160cm, mungil memang, akan tetapi mempunyai dada yang (begitu) besar, bahkan juga dari balik pakaian yang begitu kebesaran itu dadanya masih tetap tampak menonjol, dengan puting yang perlahan-lahan menceplak di balik pakaian.

Wanita itu lalu berdiri di pojok ruang, memerhatikan handycam yg berdiri dengan tripod di pojok ruang, sesaat gw ganti seprei sekalian kadang-kadang mengambil lihat mengarah wanita itu. junior gw mulai tegang gak karuan ngeliat wanita cuma berbalut pakaian putih tipis.

Gak lama sesosok pria paruh baya berbadan cukup gemuk keluar dari kamar mandi dengan cuma menggunakan handuk. Dia langsung berjalan mendekati wanita itu.

“tuh kaan om, buruk hasilnyaaaa” wanita itu menunjukkan hasil rekaman pada pria itu.

“mau bagaimana kembali, kan tripod, jika dipegang lebih buruk lagi”

Lalu mereka berdua berbisik, entahlah apakah yang mereka bicarakan gak kedengeran. Cuma akhir pembicaraan yg gw denger

“tapi saya malu om…” “gapapa, anggep saja salah satunya teman om”

Lalu pria itu mendekati gw yang barusan kear ganti seprai mereka (maklum 3 lapis, cukup lama).

“mas, dapat membantu saya gak?” bertanya pria itu

“bantu apakah ya pak?”

“saya ingin meminta tolong, rekamin saya ama si eneng dong, buat kenang-kenangan, kelak malam saya mesti terbang pulang”  untuk membuat cerita dewasa

“rekamin….apakah ya pak?” gw kembali menanyakan untuk pastikan

“rekamin kami main lah mas, di tripod jauh sekali, jika saya pegang gak konsentrasi, perlu orang yang rekamin”

“kenapa gak make layanan juru rekam saja pak?”

“saya ingin membuat koleksi pribadi, bukan film bokep buat dilihat orang, gak butuh ampe profesional gtu kan, saya meminta kamu sebab kamu gak mungkin berani macem2, dapat masuk penjara kamu jika berani macem2”

“kenapa mesti saya pak…”

“gini deh mas, saya bayar, ingin apakah tidak?”

Widih, ngeliat gadis telanjang, dibayar juga, siapa yang nolak rezeki gini!

Gw lalu minta izin untuk membereskan trolley. Gw menyembunyikan trolley di ruangan pantry, lalu menempatkan sinyal “privacy” di pintu, serta menguncinya. Kami lalu lakukan briefing sesaat. Dari sana gw tahu wanita itu bernama cindy, usia 21, serta pria itu mengakui bernama Sam (di rincian tamu namanya Samsuri)

Dai briefing singkat itu ditetapkan gw bisa ambil video sedekat mungkin, tangan gw pun bisa memberi isyarat agar gambar yg diambil bagus, tetapi gaboleh megang daerah terlarang Cindy, cukup kentang pun sich sebetulnya, tetapi gapapalah cukup. Video ini tiada cut benar-benar jadi gw gaboleh ampe bad angle, damn pun sich.

Sesudah semua sepakat, gw ngambil handycam yang masih tetap berdiri tegak di tripod, sedang cindy berdiri menghadap jendela, membelakangi gw. Sam lalu memeluk Cindy dari belakang serta perlahan-lahan menaikan kaos yang digunakan Cindy. Gw lihat Cindy masih tetap terlihat malu, akan tetapi sam kelihatannya tiada sangsi buka kaos yg digunakan Cindy. Tangan Cindy langsung menutupi dada serta vaginanya, Sam langsung membisikan suatu di telinga Cindy. Terlihat sekali Cindy masih tetap malu untuk telanjang di muka orang yang baru dikenalnya.

Serta gw cuma memerhatikan mereka dari ¾ belakang. Sesudah sesaat membisikan suatu, tangan cindy terlihat mulai turun, bertukar ke-2 tangan Sam yang menggenggam penuh ke-2 dada Cindy. Dengan perlahan-lahan mereka kembali arah. Sekarang mereka berdiri pas bertemu dengan gw. Ke-2 tangan Sam menutupi dada Cindy, akan tetapi telapak tangan Sam tidak lumayan besar untuk menutupi dada Cindy yang memang besar, sedang ke-2 tangan Cindy menutupi vaginanya, dia cuma tertunduk malu.

“udah gapapa hunny, anggep saja tak ada orang, kita berdua doang”, rayu Sam lembut yang sama persisi dengan cerita dewasa yang aku cerita kan ini

“gapapa bagaimana, saya malu sayang…. “ cindy menjawab dengan muka yg masih tetap tertunduk

Cindy yg berdiri di depan gw terlihat berlainan dengan cindy yang gw simak saat pertama masuk kamar ini.

“gini, bagaimana jika kita dari mulai baju komplet? Agar mbak Cindy cukup lebih biasa, pun agar akhirnya gak rekaman ml doang, kan menggairahkan sekali tuch proses bugilnya” gw berupaya memberikan input, serta mereka kelihatannya sepakat.

Cindy lalu menarik handuk yang masih tetap melingkar di pinggang Sam, dia memakai handuk itu untuk menutupi badan sisi depannya serta mengambil langkah cepat ke arah almari, sedang Sam masih tetap berdiri dengan penis yang telah mulai menegang (apesnya gw simak)

Adegan diawali, sam bertumpu ke kepala ranjang dengan sikap duduk. Gw ambil gambar mengarah almari, serta Cindy mulai berjalan masuk ke frame. Dia kenakan piyama satin berwarna merah padam. Raut mukanya masih tetap cukup malu. Sam memberikan isyarat pada cindy untuk duduk di samping kirinya. Lalu Sam mulai melumat bibir Cindy, awalannya Cindy masih tetap kaku saat berciuman disorot camera, akan tetapi bersamaan libidonya bangun dia membalas ciuman Sam.

Mereka berdua makin ganas sama-sama melumat, gw menyorotnya cukuplah dekat. Sam lalu melingkarkan tangannya di seputar perut cindy, menempatkan Cindy tidur telentang sekalian selalu berciuman dengan ganasnya. Tangan kanan Sam lalu meremas dada kiri Cindy. Nafas cindy makin mengincar, serta junior gw mulai menegang merekam adegan ini.

Gw lalu menginstruksi tempat mereka, Sam kelihatannya memahami dengan kode yg gw kasih. Dia lalu duduk bertumpu dengan tempat kaki diregangkan, dia memeluk Cindy dari belakang. Sam lantas menjilati leher cindy, kadang-kadang mencupangnya sampai memunculkan sisa kemerahan. Ke-2 tangan Sam repot meremas ke-2 dada Cindy. Nada lenguhan mulai terdengar, tangan Cindy ada di paha Sam, akan tetapi Cindy selalu tutup matanya, mungkin dia tengah berikan motivasi diri dengan gak simak gw.

Ya memang gw duduk bersila pas di depan mereka. tangan kiri Sam bergerak turun, kelihatannya Cindy memahami, dia langsung meregangkan kakinya untuk memudahkan Sam. Tangan kiri sam masuk ke celana Cindy, sekejap badan Cindy terhentak seperti mendapatkan rangsangan hebat, yup jemari Sam sekarang bermain di bibir vagina cindy. Sesaat tangan kanan Sam mulai melepas kancing piyama Cindy satu-satu. tiada menanti perintah, Cindy menolong melepas atasan piyamanya saat semua kancing terbuka, sekarang dia kenakan bra berwarna krem, bra itu tidak cukuplah meredam ke-2 dadanya yang seperti siap melonjak keluar.

Ke-2 tangan Sam kembali meremas dada Cindy, seperti terganggu dengan bra yang digunakan, sam melepas pengait serta dalam waktu cepat bra itu dibuang Sam ke sembarang arah. Sekarang terlihat dada Cindy berjalan liar. Sam meremasnya dengan ganas, dia lalu mainkan puting cindy yang telah menegang berwarna pink kecoklatan. Juniorku kelihatannya telah berdiri tegak saat lihat dada Cindy yang demikian besar serta kenyal. Sam lalu memberikan petunjuk supaya Cindy mengisap penisnya.

Cindy lalu membalikan badannya, tangannya perlahan-lahan mengocok penis Sam. Lantas Cindy mulai memasukan penis itu dalam mulutnya, perlahan-lahan dia mengulum penis itu sekalian tangan kanannya mengocok pangkal penisnya. Kuluman Cindy makin cepat saat tangan Sam kembali meremas remas dada Cindy. Sekarang Cindy telah berani lihat camera. Dia bahkan juga seperti tersenyum saat melepas kulumannya serta mengocok penis Sam secara cepat lantas kembali mengulumnya.

Beberapa waktu berlalu serta Sam menarik kepala cindy untuk berhenti mengulum penisnya, haha kelihatannya ia ingin keluar. Lalu mereka bertukar tempat, Cindy tidur telentang. Sam kembali melumat bibir cindy, lantas turun menjilati leher sampai dadanya. Sam menjilati dada Cindy dengan ganas, dia bahkan juga seringkali menggigit kecil puting cindy.

Lantas jilatan Sam kembali turun, sesaat dia menjilati pusar Cindy, lalu sampai di batas celana. Ke-2 tangannya lalu memegang dua bagian pinggang Cindy serta dengan ganas turunkan celana bersama CD cindy. Serta nampaklah vagina Cindy yang berwarna pink merekah hampir tidak ditumbuhi bulu. Kelihatannya cindy begitu rajin mencukur vaginanya.

Mereka sekarang bertelanjang bundar, serta junior gw telah berdiri begitu tegak lihat badan Cindy yang demikian mengagumkan. Sam terlihat kesusahan menjilati vagina cindy, ya memang tempatnya membuat vagina itu cukup tertutup. Lalu Sam mengusung serta melebarkan ke-2 kaki Cindy, membuat vagina Cindy gampang untuk dijilati. Serta tidak perlu waktu lama untuk kepala Sam terbenam di antara pangkal paha Cindy. Sekejap badan cindy membusur serta lenguhan terdengar cukuplah nyaring.

Gw bingung bagaimana nyorot vagina cindy sebab semua yg tampak Hanya kepala Sam dengan rambut yang mulai tipis. Pada akhirnya gw sorot Cindy yang selalu melenguh. Ke-2 tangannya meremas mainkan dadanya sendiri. Cindy selalu mendesah, matanya merem melek keenakan. Demikian detik cindy gak sadar gw nyorot dadanya demikian dekat, sudah di ubun ubun gw ingin meremas dada Cindy yang terlihat besar serta kenyal itu. tetapi apakah daya karier taruhannya.

Gw nyorot naik, agar dapet ekspresi serta lenguhan Cindy. Dia kelihatannya sadar gw nyorot demikian deket ke mukanya, gw berlutut di kasur pas di samping Cindy. Dia lihat mengarah handycam serta menempatkan muka merayu. Dia menggigit kecil bibir bawahnya. Entahlah Cindy sebenernya merayu gw atau ekspresi ke handycam, yg jelas dia telah benar-benar gak memberikan ekspresi malu.

Libidonya sangatlah tinggi kelihatannya. Sesaat dia kembali membusur serta meracau keras. “aaahhhhh” kelihatannya dia alami orgasme pertamanya. Serta tidak disangka tangan kanannya tetiba mencengkram junior gw. Mukanya dikit kaget bercampur sange. Yup ukuran penis gw tambah lebih besar dari Sam. Jemari Cindy perlahan-lahan mengocok penis gw yang masih tetap terbungkus celana.

Cindy memberikan kode untuk gw mengubah tempat merekam, gw yg semula di samping kanan Cindy sekarang berlutut di samping kirinya. Dia lalu menyilangkan kakinya, menutup kepala Sam di antara pangkal pahanya, serta Sam makin ganas menjilati vagina Cindy. Tangan kanan Cindy menjambak mesra rambut Sam, lantas dia membenamkan kepala Sam di pangkal pahanya.

Tangan kiri Cindy perlahan-lahan menarik tangan kiri gw yang memang gak menggenggam handycam. Dia menariknya mengarah dadanya, serta tiada sangsi gw meremas dada Cindy. Demikian besar kenyal serta lembut, gw meremasnya makin keras sekalian kadang-kadang memilin putingnya. Cindy meracau tidak karuan. Gw berupaya keras pikirkan bagaimanakah cara menjilati dada Cindy. akan tetapi terlambat, Sam menengadahkan kepalanya serta secara cepat gw menarik tangan gw dari dada Cindy. Sam kelihatannya ingin langsung menusukan penisnya dalam vagina Cindy.

Gw berupaya meredam supaya Sam tidak buru buru ml. Gw lalu nyorot badan Cindy, dari dada turun sampai atas vaginanya. Sam tahu tujuan gw, jemarinya mainkan bibir vagina Cindy, gw menyorotnya dengan jarak yang begitu dekat. Dua jari Sam coba buka bibir vagina Cindy. Tampak begitu jelas vagina pink merekah itu sangatlah basah, entahlah liur Sam atau memang dari cairan vagina Cindy.

“sayaang kiss me” cindy tetiba merajuk. Sam cuma tersenyum sekejap, dia yang sudah duduk di samping Cindy lalu kembali melumat bibir mungil Cindy. Tangan Sam kembali mainkan dada Cindy, sedang Cindy memeluk Sam begitu erat, salah satunya tangannya menggerakkan kepala Sam aga tidak hentikan ciuman mereka. kaki Cindy yang sudah sempat merapat tetiba direntangkan begitu lebar, well gw tahu nih tujuannya.

Lalu gw mengarahkan camera begitu dekat dengan dada Cindy yang tengah diremas remas oleh Sam, sesaat tangan kiri gw perlahan-lahan menyentuh bibir vagina Cindy. Tak ada tanggapan apa pun seperti tutup kakinya, bermakna memang bisa, serta tiada percuma gw memasukan jari tengah gw ke liang vagina Cindy. Berasa sempit serta begitu basah. Tetiba Cindy merapatkan kakinya, bertepatan dengan kepala Sam yang bangun.

Sam kelihatannya telah tidak sabar, dengan selekasnya dia menempatkan badan Cindy serta mengarahkan penisnya ke bibir vagina Cindy, sesudah beberapa gesekan penis itu masuk ke liang vagina cindy. Perlahan-lahan Sam memompa vagina Cindy, dia lalu percepat temponya. “mmppff, ahhhh…..” Cindy meracau keras sekalian ke-2 tangannya meremas dadanya.

Beberapa waktu berlalu, Sam seperti kehabisan tenaga. Dia membalikan tempat, sekarang mereka ada di tempat WOT. Badan Cindy berjalan turun naik, dadanya bergoyang bebas. Cindy lalu percepat tempo permainannya, ke-2 tangan Sam meremas dada Cindy, membuat libido Cindy makin meninggi

“ahhh oomm….ingin keluaar”

“mppff ahhh…om pun sayaang…”

Serta badan mereka meregang bertepatan, beberapa menit lalu Cindy yang telah lemas menjatuhkan diri ke ranjang. Gak ingin kehilangan peristiwa gw langsung menyorot vagina Cindy, tangan kiri gw meregangkan paksa kaki Cindy. Tampak jelas cairan putih meleleh keluar dari lubang vagina Cindy. Nafas Sam terlihat telah terengah engah, begitupun Cindy, tetapi entahlah mengapa lebih terdengar seperti nafas yang masih tetap mengincar. Ya memang permainan mereka termasuk cukuplah singkat, tambah lebih lama foreplaynya. Serta CUT..!! pemungutan video tuntas. Gw melipat monitor handycam serta mematikannya.

Sam berupaya bangun untuk lihat hasil rekaman, sedang Cindy bersihkan bekas cairan kental yang masih tetap keluar dari vaginanya dengan tisue. mata gw masih tetap gabisa berpaling dari badan Cindy yg telanjang bebas diatas ranjang. Sam terlihat senang dengan hasil rekaman gw. Sesudah dia tuntas melihat rekaman itu, dia kembali memberi handycam ke gw. Sam bergerak ke arah kamar mandi, tuturnya sich ingin mandi, siapa perduli. Gw duduk di pinggir ranjang, ngeliat hasil rekaman gw baru saja, well merayu sekali ampe buat junior gw kembali naik. Cindy pun bergerak duduk di samping kiri gw, kami tonton rekaman itu bersamanya.

Tetiba tangan Cindy memegang junior gw yg sudah berdiri keras di balik celana. “pengen ya?” goda cindy. “banget lah, siapa yg gak ingin ama cewek secantik kamu” gw cuma menjawab seadanya, takut pun karier taruhannya. “yuk.. saya masih tetap ingin nii…. om Sam cepet bangeet keluarnya, bete kan” Cindy kembali merayu. Tangannya masih tetap mainkan junior gw di luar celana. Memang permainan mereka barusan tambah lebih sesaat di banding foreplaynya. Maklum usia, hahaha. “takut mbak, dapat dikeluarkan jika ketauan” gw menjawab berupaya memperkuat diri serta cari motivasi.

Lalu tangan Cindy melepas kait celana serta turunkan restleting gw. “gapapa, om Sam jika mandi itu lama banget…. jika mp3nya dah kedengeran berati sudah mulai mandi, jika lagunya mati berati tuntas mandinya” Cindy berupaya memberikan keyakinan gw. Well kepalang tanggung, nafsu sudah di ubun ubun gini.

“wah gede sekali penis kamu den, jauh ama om Sam…” Cindy memberikan pujian pada sekalian tangannya mengocok penis gw. Gw meliat handycam yang masih tetap gw pegang serta menaruhnya di meja kecil samping ranjang. Cindy langsung ide, kepalanya mendekati penis gw, berasa lalu bibirnya di kepala penis gw, serta mulai masuk sampai 1/2. Perlahan-lahan tetapi tentu Cindy mulai mengulum penis gw. Makin cepat Cindy mengulum penis gw, nafasnyapun terdengar makin mengincar.

Cindy melepas kulumannya, dia selekasnya bergerak berdiri serta menempatkan diri, tangannya menggenggam penis gw, mengarahkan vaginanya untuk dimasuki penis gw. 1/2 duduk membelakangi gw dia menggesekan penis gw sebenta ke vaginanya, serta perlahan-lahan penis gw masuk dalam vaginanya. Berasa basah, hangat serta sangat sempit. Serta blesss…seluruh penis gw masuk ke liang vagina Cindy. Tangan cindy bertopang di paha gw, serta badannya mulai turun naik perlahan-lahan. Ke-2 tangan gw meremas dada Cindy yang bergoyang bebas. Kadang-kadang gw mainkan putingnya.

Goyangan Cindy makin cepat, begitupun gw meremas dada cindy makin kencang. Nafas Cindy yang begitu mengincar bertukar jadi lenguhan. Mppff, aahhhh….. 5 menit berlalu serta lenguhan Cindy jadi makin kencang… “aahhh ingin keluaaar” beberapa menit lalu kurasakan penis gw dibanjiri cairan hangat, meleleh keluar sampai membasahi paha gw.

Tempo permainan Cindy makin lamban, cukup lemas kelihatannya, akan tetapi lenguhannya masih tetap cukuplah kencang. Ngeri pun jika ampe kedengeran Sam. Gw dikit menarik tubuh gw ke tengah kasur lalu melempar badan gw ke kasur. Cindy membalikan tubuhnya, kami bertukar jadi WOT. Cindy terlihat semangat kembali, dia bergoyang maju mundur, atas bawah dengan tempo yang cukup cepat. tangan gw kembali meremas ke-2 dada Cindy. Dia mulai kembali melenguh, gw juga mulai meracau. Selekasnya kutarik kepalanya, serta melumat bibirnya. Dia membalas dengan liar.

Badan kami bergoyang cukuplah cepat, serta gw gak melepas ciuman kami. Gw takut pun jika ia melenguh sangat keras. 4menit berlalu, cindy menggigit bibir bawah gw, tubuhnya meregang. Serta kembali kurasakan ogasme ke-2 Cindy. Cairan hangat itu kembali menyembur mengarah penis gw. Kesempatan ini lebiih banyak dari yang awal mulanya. Cindy berhenti bergoyang “aku capek…kamu mengapa belom keluar pun sich?” serta gw cuma tersenyum sekalian mulai bergoyang. Cindy mulai terangsang kembali sampai dia mulai melenguh. “jangan kelamaan, nanti Sam keburu keluar” daaan kata2 Cindy saat itu juga membuyarkan kesenangan gw.

Gw menggulingkan badan Cindy sampai penis gw keluar dari vaginanya. Gw memberikan petunjuk supaya dia ambil tempat menungging di bibir ranjang. Gw berdiri di belakangnya, cocok tempatnya. Selekasnya gw tujukan penis gw masuk ke vaginanya. Sekarang kami dalam tempat doggie model. Kupegang erat pinggulnya serta perlahan-lahan memompanya. Perlahan-lahan serta makin cepat. Cindy mulai kembali melenguh. Gw tahu gw gapunya banyaknya waktu, ke-2 tangan gw lalu menggenggam serta meremas perlahan-lahan dada Cindy yang tergantung bebas, serta gw percepat skema permainan gw. Tangan Cindy saat itu juga ambil bantal yang tergeletak di dekatnya serta menutupi mukanya. Gw pompa makin cepat.

Nada erangan Cindy cukuplah kencang akan tetapi diredamkan oleh bantal. Sedang gw berupaya meredam lenguhan sedapatnya sekalian selalu memompa cepat vaginanya. Vagina yang sangatlah basah itu keluarkan bunyi yg cukuplah kencang saat penis gw memompanya.

“shhh aahhh ingin keluar neng…” cindy melepas bantal dari mukanya serta menjawab “mff aaaaaah saya juga…di dalam ajaaa”

Kembali berasa cairan hangat membanjiri vagina, serta hampir bertepatan gw sampai orgasme, croot croot croot croot…6 tembakan bersarang langsung ke liang vagina Cindy. Gw masih memompa dengan tempo yang makin lamban. Semenit lalu baru gw cabut penis gw yang mulai berkurang dari vagina cindy. Serta gw lihat cairan putih sperma gw bercampur cairan vagina cindy meleleh keluar dari vaginanya.


Cindy tergolek lemas sekejap, serta berupaya bangun. Gw masih tetap berdiri di pinggir ranjang, coba mengendalikan nafas. Cindy duduk bersila di depan gw. Vaginanya masih tetap selalu keluarkan cairan kental kami. Dia menjilati penis gw serta mengulumnya sesaat, coba bersihkan gw perasaan. “u’re the greatest” puji Cindy… “kamu juga”

Gw kembali menggunakan celana gw, sesaat cindy bersihkan vaginanya. “mending kamu buruan deh sebelum Sam tuntas mandi” serta gw menjawab dengan menggenggam lembut dagunya serta kembali menciumnya. “okeh, thx bgt…” gw bergerak keluar dari kamar itu. gw tahu pekerjaan gw begitu tidak terurus serta gw akan ngelembur ampe magrib, tetapi gapapalah untuk satu kesenangan yang begitu langka ini.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.