Agen Bola Terpercaya

Thursday, December 27, 2018

Cerita Dewasa Nikmati Memek Mulus Tante Keturunan Arab

Cerita Dewasa Nikmati Memek Mulus Tante Keturunan Arab

Saya mendapatkan pekerjaan ke satu kota kabupaten di Lokasi Timur Indonesia. Ada satu kesempatan project baru dari sana. Saya pergi dengan seseorang Direktur. Sesudah berjumpa dengan beberapa petinggi yang berkuasa serta mengungkapkan arah kehadiran kami, jadi Direktur itu pulang terlebih dulu sebab masih tetap ada masalah lainnya di Jakarta.


Tinggalah saya dari sana mengatur semua perijinan sendirian saja. Hotel tempatku bermalam ialah satu hotel yang tidaklah terlalu besar, akan tetapi bersih serta enak untuk tinggal. Letaknya cukup dikit di pinggir kota, sepi, aman, serta transport untuk kemana saja relatif gampang. Saya mendapatkan kamar dilantai 2 yang letaknya menghadap ke laut.

Tiap-tiap sore sekalian beristirahat sesudah sepanjang hari berputar dari satu lembaga ke lembaga yang lain saya duduk di teras sekalian lihat laut. Beberapa karyawan hotel cukuplah akrab dengan penghuninya, mungkin sebab jumlahnya kamarnya tidaklah terlalu banyak, seputar 32 kamar. Saya cukuplah akrab serta seringkali duduk di lobby, bercakap dengan tamu lainnya atau karyawan hotel. Terkadang dengan 1/2 bercanda saya ditawari selimut hidup oleh karyawan hotel, dari mulai room boy sampai ke security. Mereka bingung saat hampir 3 minggu saya belum pernah bawa serta wanita. Saya tersenyum saja, bukan tidak ingin gan, tetapi pikiranku masih tetap tersita ke pekerjaan.

Tidak berasa telah 3 minggu saya bermalam di hotel. Sebab surat-surat yang dibutuhkan telah tuntas, saya dapat dikit bernafas lega serta mulai mencari hiburan. Semalam saya kembali bisa rasakan kehangatan badan wanita sesudah bergumul saat 2 ronde dengan seseorang gadis panggilan asal Manado. Saya memperolehnya dari security hotel. Walau orangnya cantik serta putih, tapi permainannya tidaklah terlalu spesial sebab barangnya sangat becek serta sudak kendor, tetapi lumayanlah buat kurangi sperma yang telah penuh.

Dua hari kembali saya akan pulang. Transportasi di daerah ini memang sedikit susah. Untuk ke Jakarta saya mesti ke ibukota provinsi dahulu baru ubah pesawat ke Jakarta. Celakanya dari kota ini ke ibukota provinsi dalam 1 minggu cuma ada 4 penerbangan dengan twin otter yang kapasitasnya cuma 17 seat. Belum juga cadangan spesial buat petinggi Pemda yang tidak diduga mesti pergi. Saya yang telah booking seat semenjak satu minggu waktu lalu, nyatanya masih tetap masuk di cadangan nomer 5.

Pilihannya yaitu dengan menaiki kapal laut punya Pelni yang butuh waktu sepanjang hari untuk sampai ibukota provinsi. Rencanaku jika tidak bisa seat pesawat sangat terpaksa naik kapal laut. Sore itu saya bercakap dengan security, yang menolong menemukan wanita, sekalian sekedar duduk di cafe hotel. Kami mengulas gadis Manado yang kutiduri semalam. Kubilang saya kurang senang dengan permainannya. Tidak diduga saja pandanganku tertuju pada wanita yang baru masuk ke cafe. Wanita itu terlihat bertubuh tinggi, mungkin 168 cm, badannya sintal serta dadanya membusung.

Mukanya terlihat bukan muka Melayu, tetapi lebih serupa ke muka Timur Tengah. Security itu mengedipkan matanya ke arahku. ” Bapak tertarik ? Jika ini ditanggung oke, Arab miliki,” tuturnya.

Wanita barusan terasa jika tengah dibicarakan. Dia memandang mengarah kami serta mencibir mengarah security di sampingku.

“Dewi, sini dahulu. Kenalan sama Bapak ini,” kata security itu.

“Aku ingin ke karaoke dahulu,” balas wanita barusan. Nyatanya namanya Dewi. Dewi berjalan mengarah meja karaoke serta mulai pesan lagu.

Ruang karaoke tidak terpisah dengan spesial, jadi jika yang menyanyi suaranya bagus cukup buat hiburan sekalian makan. Tetapi jika cocok nada penyanyinya amburadul, jadi nafsu makan dapat amburadul. Untuk karaoke tidak dipakai charge, cuma adalah service cafe untuk tamu yang makan dari sana. “Dekatin saja Pak, temani ia nyanyi sekalian kenalan. Siapa tahu pas serta jadi,” kata security barusan kepadaku. Saya berjalan serta duduk didekat Dewi.

Kuulurkan tanganku, “Boleh berteman ? Namaku Jokaw”.

“Dewi,” jawabnya singkat serta kembali melanjutkan lagunya. Suaranya tidak bagus hanya cukup saja. Cukuplah penuhi standar jika ada pertunjukan di kampung.

Beberapa lagu sudah dinyanyikan. dari lagu serta logat yang dinyanyikan wanita ini nampaknya tinggal di Manado atau Sulawesi Utara. Ia ambil gelas minumannya serta menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya.

“Sendirian saja nona atau …,” kataku memulai perbincangan.

“Panggil saja namaku, Dewi,” tuturnya.

kami mulai ikut serta perbincangan yang cukuplah akrab. Dewi datang dari Gorontalo. Dia memang berdarah Arab.

Menurut dia banyak keturunan Arab di Gorontalo. Kuamati lebih cermat wanita di sampingku ini. Hidungnya mancung ciri khas Timur Tengah, kulitnya putih, rambutnya hitam tebal, bentuk badannya sintal serta kencang dengan payudaranya tampak dari samping membusung padat.

Kutawarkan untuk mengobrol di kamarku saja. Lebih dingin, sebab ber-AC, serta lebih santai dan privasi terbangun. Dia menurut saja. kami masuk ke kamar. Security barusan kulihat mengusung ke-2 jempolnya kearahku. Di kamar, kami duduk berdampingan di karpet dengan menyandar ke ranjang sekalian tonton TV. Dewi masuk ke kamar mandi serta sesaat lalu telah keluar kembali.

Kami meneruskan percakapan. Nyatanya Dewi seseorang janda gantung, suaminya yang seseorang entrepreneur, keturunan Arab ikut, telah 2 tahun meninggalkannya akan tetapi Dewi tidak diceraikan. dia tengah coba buka usaha kerajinan rotan dari Sulawesi yang di pasarkan di tempat ini. Dikta inilah tinggal bersama dengan familinya. Dia main ke hotel, sebab dahulu sempat juga tinggal di hotel ini satu minggu serta akrab dengan koki wanita yang kerja di cafe. dari siang tadi koki itu tengah keluar, belanja keperluan cafe.

Kulingkarkan tangan kiriku ke pundak kirinya. Dia dikit menggerinjal akan tetapi tidak ada pertanda penolakan. saya makin berani serta mulai meremas bahunya serta perlahan tangan kiriku ke arah kedadanya. Sebelum tangan kiriku sampai di dadanya, dia menatapku serta menanyakan, “Mau apakah kamu, Jokaw ?” Satu pertanyaan yang tak perlu dijawab. Kupegang dagunya dengan tangan kananku serta kudekatkan mukanya ke mukaku. Perlahan-lahan kucium bibirnya. Dia diam saja. Kucium kembali akan tetapi dia belum membalas ciumanku. “Ayolah Dewi, 2 tahun pastilah waktu yang cukuplah panjang bagimu. Sampai kini pastilah kamu merindukan kehangatan dekapan seseorang lelaki,” kataku mulai merayunya.Kuhembuskan napasku ke dekat telinganya. Bibirku mulai menyapu leher serta belakang telinganya.

“Akhh, tidak.. Janganlah..,” rintihnya.

“Ayolah Nis, mungkin punyaku tidak sebesar miliki suami Arab-mu itu, akan tetapi saya dapat menolong menyelesaikan gairahmu yang terpendam”.

Dia menyerah, pandangan matanya meredup. Kucium kembali bibirnya, kesempatan ini mulai ada perlawanan balasan dari bibirnya. tanganku selekasnya meremas dadanya yang besar, akan tetapi telah dikit turun. Dia mendesah serta membalas ciumanku dengan berapi-api. Tangannya meremas kejantananku yang masih tetap terbungkus celana.

Kududukan dia di pinggir ranjang. Saya berdiri didepannya. tangannya mulai buka ikatan pinggang serta ritsluiting celanaku, lalu menyelinap ke balik celana dalamku. Dikeluarkannya kejantananku yang mulai menegang. Dibukanya celanaku semuanya sampai sisi bawah tubuhku telah dalam kondisi polos. Mulutnya lalu menciumi kejantananku, sesaat tangannya menggenggam pinggangku serta menyeka kantung zakarku. Lama kelamaan ciumannya menjadi jilatan serta isapan kuat pada kejantananku. Sekarang dia mengocok kejantananku dengan mengulum kejantananku serta menggerakan mulutnya maju mundur.

Saluran kesenangan selekasnya saja menjalari semua tubuhku. Tangannya menyelinap ke bajuku serta mainkan putingku. Kubuka kancing bajuku supaya tangannya gampang berlaga di dadaku. Kuremas rambutnya serta pantatkupun berjalan maju mundur sesuaikan dengan pergerakan mulutnya. Saya tidak ingin menumpahkan sperma dalam tempat ini. Kuangkat tubuhnya serta sekarang ia dalam tempat berdiri sesaat saya duduk di pinggir ranjang. Tiada kesusahan selekasnya saja kubuka celana panjang serta celana dalamnya. Rambut kemaluannya cukup jarang serta berwarna kemerahan. Kemaluannya tampak begitu menonjol di celah pahanya, seperti sampan yang dibalikkan. Dia buka kausnya hingga saat ini tinggal menggunakan bra berwarna biru.

Kujilati tubuhnya dari mulai lutut, paha sampai ke lipatan pahanya. Kadang-kadang kusapukan bibirku di bibir . Lubang berasa sempit saat lidahku mulai masuk ke .

Dia mendesah, kepalanya mendongak, tangannya yang samping mendesak kepalaku sesaat tangan satunya meremas rambutnya sendiri. Kumasukan jari tengahku ke lubang , sesaat lidahku menyerang klitorisnya. Dia memekik perlahan-lahan serta ke-2 tangannya meremas payudaranya sendiri. Tubuhnya melengkung ke belakang meredam kesenangan yang kuberikan. Dia merapatkan selangkangannya ke kepakalu. Kulepaskan bajuku serta kulempar demikian saja ke lantai. Pada akhirnya dia mendorongku hingga saya terlentang di ranjang dengan kaki masih tetap menjuntai di lantai. Dia berjongkok serta, “Sllruup..”. Kembali dia menjilat serta mencium penisku sesaat. Dia naik keatas ranjang serta duduk di atas dadaku menghadapkan di mulutku. Tangannya menarik kepalaku minta saya supaya menjilat dalam tempat demikian.

Kuangkat kepalaku serta selekasnya lidahku menyodok masuk ke liang . Tanganku menggenggam erat pinggulnya untuk menolong meredam kepalaku. Dia menggerakan pantatnya memutar serta maju mundur untuk menyeimbangi serangan lidahku. Gerakannya makin liar saat lidahku dengan intensif menjilat serta mendesak klitorisnya. Dia melengkungkan tubuhnya hingga sisi kemaluannya makin menonjol. tangannya kebelakang diletakkan di pahaku untuk meredam berat tubuhnya.

Dia berjalan kesamping serta menarikku hingga saya menindihnya. Kubuka bra-nya serta selekasnya kuterkam gundukan gunung kembar di dadanya. Putingnya yang keras kukulum serta kujilati. Terkadang kumisku kugesekan pada ujung putingnya. Mendapatkan serangan demikian dia mendesah “Jokaw, mari kita kerjakan permainan ini, Input saat ini..”.

Tangannya memegang erat penisku serta mengarahkan ke lubang . Seringkali kucoba untuk memasukannya tapi begitu susah. Sebetulnya semenjak kujilati sejak dari barusan kurasakan telah basah oleh lendirnya serta ludahku, akan tetapi sekarang saat saya berusaha untuk lakukan penetrasi kurasakan susah sekali.

Penisku telah mulai mengendor kembali sebab beberapa kali sudah belum tembus . Saya ingat ada kondom di laci meja, masih tetap tersisa 1 sesudah 2 kembali saya gunakan semalam, mungkin dengan manfaatkan permukaan kondom yang licin lebih gampang lakukan penetrasi. akan tetapi saya sangsi untuk mengambilnya, Dewi terlihat telah di puncak nafsunya serta dia tidak memberi tanda untuk menggunakan kondom. Kukocokkan penisku sesaat untuk mengencangkannya. Kubuka pahanya selebar-lebarnya. Kuarahkan penisku kembali pada liang .

“Jokaw.. Kencangkan serta cepat masukan,” rintihnya.

Kepala penisku telah melalui bibir . Kudorong begitu perlahan. begitu sempit. Entahlah apakah yang mengakibatkannya, walau sebenarnya dia telah miliki anak serta menurut ceritanya penis suaminya satu 1/2 kali semakin besar dari penisku. Saya berfikir bagaimana triknya supaya penis suaminya dapat tembus. Penisku kumaju mundurkan dengan perlahan-lahan untuk buka jalan nikmat ini. Seringkali lalu penisku semuanya telah tembus lorong . Saya terasa dengan keadaan yang begitu sempit jadi dalam ronde pertama ini saya akan kalah jika saya ambil tempat diatas. Mungkin jika ronde ke-2 saya bisa bertahan lebih lama. Akan kuambil langkah lainnya supaya saya tidak jebol duluan.Kugulingkan badannya serta kubiarkan ia menindihku. Dewi berjalan turun naik menimba kenikmatannya. Saya mengimbanginya tiada mengencangkan ototku, cuma kadang-kadang kuberikan kontraksi sebatas bertahan saja agar penisku tidak mengecil.

Dewi merebahkan tubuhnya, merapat didadaku. Kukulum payudaranya dengan keras serta kumainkan putingnya dengan lidahku. Dia mendengus-dengus serta berjalan liar untuk rasakan kesenangan. Gerakannya jadi gabungan turun naik, berputar-putar serta maju mundur. Mengagumkan vagina wanita Arab ini, dalam keadaan saya dibawahpun saya mesti berusaha keras supaya tidak kalah. Untuk menjaga diri kubuat supaya pikiranku jadi santai serta tidak fokus pada permainan ini.

15 menit telah berlalu semenjak penetrasi. Nampaknya Dewi ingin akhiri set pertama ini. Dia memandangku, lalu mencium leher serta telingaku.

“Ouhh.. jokaw, kamu mengagumkan. Dahulu dalam ronde pertama umumnya suamiku akan kalah, akan tetapi kami masih tetap bertahan. Yeesshh.. Tahan dahulu, sesaat kembali.. Saya..”.

Dia tidak meneruskan kalimatnya. Saya tahu sekarang waktunya berlaga. Kukencangkan otot penisku serta pergerakan badan Dewipun makin liar. Akupun menyeimbangi dengan genjotan penisku dari bawah. Saat dia berjalan naik, pantatku kuturunkan serta saat dia mendesak pantatnya ke bawah akupun menyambutnya dengan mengusung pantatku. Kepalanya berjalan ke sana kemari. Rambutnya yang hitam lebat berantakan. sprei telah lepas serta tergulung di pojok ranjang. bantal diatas ranjang semua telah jatuh ke lantai. Kondisi di atas ranjang seperti kapal yang pecah dihempas badai. Ranjangpun turut bergoyang mengikutu pergerakan kami. Suaranya berderak-derak seolah akan patah. Akupun makin percepat genjotanku dari bawah supaya iapun selekasnya berlabuh di dermaga kesenangan. Semenit lalu..

“Aaggkkhh.. Nikmat.. Ouhh.. Yeahh,” Dewi memekik.

Punggungnya melengkung ke atas, mulutnya menggigit putingku. Kurasakan saluran kesenangan menekan lubang penisku. Saya tidak tahan kembali. Saat pantatnya mendesak ke bawah, kupeluk pinggangnya serta kuangkat pantatku.

“Ouhh.. An.. Nis. Saya tidak tahan kembali.. Saya sampaiihh!”

Dia memberontak dari pelukanku sampai peganganku pada pinggulnya lepas. pantatnya naik serta selekasnya di turunkan kembali secara cepat.

“Jokaw.. Ouhh Jokaw.. Saya juga. .”.

Kakinya menutup kakiku serta badannya mengejang kuat. dengan kaki sama-sama mengait saya meredam gerak tubuhnya yang mengejang. Giginya menggigit lenganku sampai berasa sakit. Denyutan dari dinding sama-sama berbalasan dengan denyutan dipenisku. Beberapa menit lalu, kami masih tetap rasakan sisa-sisa kesenangan. saat sisa-sisa denyutan masih tetap berlangsung badannya menggetar. Dia berbaring di atas dadaku hingga kemudian penisku mulai mengecil serta lepas dengan sendirinya dari . Beberapa sperma mengalir keluar dari diatas perutku. Dewi berguling ke samping sesudah menarik napas panjang.

“Luar biasa kamu Kaw. Suamiku belum pernah menang dalam ronde pertama, memang dalam terkait dia seringkali ambil tempat diatas. tetapi kami mampu membawaku terbang ke angkasa,” tuturnya sekalian mengelus dadaku.

“Akupun rasa-rasanya hampir tidak mampu menandingimu. Mungkin sejumlah besar lelaki akan menyerah diatas ranjang jika mesti bermain denganmu. Milikmu betul-betul sempit,” kataku balas memujinya.

Memang jika barusan saya mesti bermain di atas, rasa-rasanya tidak sampai sepuluh menit saya sudah pasti KO. Karena itu, janganlah hanya penetrasi selalu main genjot saja, tehnik gan!

“Kamu orang Melayu pribumi, tetapi kok bulunya banyak gini. Keturunan India atau Arab ya?”

“Nggak ah, asli Indonesia lho..”.

Dia masih tetap selalu memujiku seringkali kembali. Kuajak dia mandi bersama-sama dan sesudah itu kami duduk di teras sekalian minum soft drink serta lihat laut. Saya cuma kenakan celana pendek tiada celana dalam dam kaus tiada lengan.

Dia kenakan kemejaku, sesaat sisi bawah tubuhnya cuma ditutup dengan selimut yang dililitkan tiada kenakan pakaian dalam. Dia duduk membelakangiku. Tubuhnya disandarkan di bahuku. Mulutku kadang-kadang mencium rambut serta belakang telinganya. Terkadang mulutnya mencari mulutku serta kusambut dengan ciuman mudah. Tangan kanannya melingkar di kepalaku.

“Kamu tidak takut hamil lakukan perihal ini denganku?”tanyaku.

“Aku dahulu sempat kerja di apotik, jadi saya tahu tentu langkah menanganinya. Saya tetap siap sedia, siapa tahu berlangsung perihal yang diharapkan seperti sore hari ini. Saya telah makan obat waktu masuk ke kamar mandi barusan.

Tenang saja, toh kalau hamil bukan kamu yang memikul mengakibatkan.” tuturnya mudah. Jadi dia tetap membawa obat anti hamil. Untung saja saya barusan tidak laku konyol dengan menggunakan kondom. Mungkin semenjak ditinggal suaminya dia beberapa kali sudah bercinta dengan lelaki. Tetapi apakah urusanku, saya sendiri ikut mengerjakannya. yang terpenting malam hari ini dia jadi rekan tidurku. Matahari telah jauh cenderung ke Barat, hingga tidak berasa panas.
hampir sejam kami duduk nikmati sunset. Gairahku mulai muncul kembali. Kubuka dua kancing paling atas pakaiannya. Kurapatkan kejantananku yang telah mulai ingin bermain kembali ke pinggangnya. Kususupkan tanganku kebalik pakaiannya serta kuremas dadanya.

“Hmmhh..,” dia bergumam.

“Masuk yuk, telah mulai gelap. Anginnya memulai kencang serta dingin,” kataku.

Kamipun masuk ke kamar sekalian berpelukan. Selintas kulihat tatapan iri serta takjub dari tamu hotel di kamar yang berseberangan dengan kamarku.

“I want more, honey!” kataku.

kami bersama membereskan sprei serta bantal yang berhamburan karena pertarungan set pertama barusan. Kubuka pakaiannya serta kutarik selimut yang tutup sisi bawah tubuhnya. Kurebahkan Dewi di ranjang. Kubuka kausku serta saya berdiri disamping ranjang di dekat kepalanya.

Dewi memahami maksudku. Didekatkan kepalanya ke tubuhku serta ditariknya celana pendekku. Sesaat lalu mulut serta lidahnya telah berlaga dengan gesitnya di selangkanganku. Saya mengusap-usap tubuhnya dari mulai pundak, dada sampai ke pinggulnya. Peniskupun tidak lama telah menegang serta keras, siap untuk kembali mendayung sampan.

Lima menit dia berlaga. Sesudah itu kutarik kepalanya serta kuposisikan kakinya menjuntai ke lantai. Kubuka mini bar serta kuambil beberapa potong es batu di gelas. Kujepit es batu barusan dengan bibirku serta saya berjongkok di muka kakinya. Kurenggangkan ke-2 kakinya lantas dengan jariku bibir kubuka.

Bibirku selekasnya menyorongkan es batu ke yang merah merekah. Dia terperanjat rasakan perlakuanku. Kaki serta badannya dikit meronta, akan tetapi kutahan dengan tanganku.

“Ouhh.. Jokaw.. Kamu.. Hilang ingatan.. Hilang ingatan.. Janganlah.. Cukuplah Kaw!” dia berteriak.

Saya tidak mempedulikan teriakannya serta selalu meneruskan aksiku. Rupanya sensasi dingin dari es batu di membuat begitu terangsang. Kujilati air dari es batu yang mencair serta mulai bercampur dengan lendir .

“Jokaw.. Maniak kamu..,” dia masih tetap selalu memekik setiap saat potongan es batu kutempelkan ke sisi dalam bibir vagina serta klitorisnya.

Terkadang es batu kupegang dengan jariku menukar bibirku yang masih menjilati semua sisi . Kakinya masih tetap meronta, akan tetapi dia sendiri mulai nikmati aksiku. Kulihat ke atas dia menggigit ujung bantal dengan kuat untuk meredam perasaannya.

Pada akhirnya semua potongan es batu yang kuambil habis. Saya masih tetap melanjutkan stimulasi lewat cara cunilingus ini. Walau untuk ronde ke-2 saya meyakini dapat bertahan lebih lama, akan tetapi untuk berjaga-jaga akan kuransang ia sampai mendekati puncaknya. yang tentu saya tidak ingin kalah saat bermain dengannya.

Kira-kira sepuluh menit saya mengerjakannya.

Dia terhentak serta mengejang sekejap saat klitorisnya kugaruk dan kujepit dengan jariku. Kulepas serta kujepit kembali. Dia merengek-rengek supaya saya hentikan aksiku serta selekasnya lakukan penetrasi, akan tetapi saya masih tetap ingin nikmati serta memberi foreplay dalam tempo yang cukup lama. Sesaat saya masih juga dalam tempat itu. tangan kanannya menggenggam kepalaku serta menekannya ke sela pahanya. Tangan kirinya meremas-remas payudaranya sendiri.

Saya duduk di dadanya. Sekarang dia yang membrikan kesenangan pada penisku lewat lidah serta mulutnya. Dikulumnya penisku dalam-dalam serta diisapnya lembut. Giginya ikut juga memberi desakan pada batang penisku.

Dilepaskannya penisku serta sekarang dijepitnya dengan ke-2 payudaranya sekalian diremas-remas dengan gundukan ke-2 dagingnya itu. Kugerakkan pinggulku maju mundur hingga peniskupun bergesekan dengan kulit ke-2 payudaranya.
Kuubah posisiku dengan menindihnya bertemu, lalu mulutku bermain di sekitar payudaranya. Dewi terlihat tidak sabar kembali serta dengan satu pergerakan tangannya telah menggenggam serta mengocok penisku dengan menggesekannya pada bibir . Tanganku menyeka gundukan payudaranya serta meremas dengan perlahan serta berhati-hati.

Dia menggelinjang. Mulutku telusuri leher serta bahunya lalu bibirnya yang telah 1/2 terbuka selekasnya menyongsong bibirku. kami selekasnya berciuman dengan ganas sampai terengah-engah. Penisku yang telah mengeras mulai mencari sasarannya. Kuremas pantatnya yang padat serta kuangkat pantatku “Jokaw.. Mari.. Masukk.. Kan!”

Tangannya memegang penisku serta mengarahkan ke guanya yang telah basah. Saya ikuti saja. Kesempatan ini dia yang ambil ide untuk buka lebar-lebar ke-2 kakinya. Dengan perlahan-lahan serta berhati-hati kucoba memasukan penisku dalam liang . Masih tetap susah ikut untuk tembus bibir . tangannya lalu buka bibir serta dengan pertolongan tanganku jadi kuarahkan penisku ke vagina. Demikian melalui bibir , jadi kurasakan kembali satu lorong yang sempit. Perlahan dengan pergerakan maju mundur serta memutar jadi sesaat lalu penisku telah menerobos dalam liang . Saya berjalan turun naik dengan perlahan-lahan sekalian menanti supaya pelumasan pada semakin banyak. Saat kurasakan telah lebih licin, jadi kutingkatkan tempo gerakanku. Dewi masih tetap berjalan perlahan, bahkan juga condong diam serta menungguku untuk meneruskan serangan selanjutnya.

Kupercepat gerakanku serta Dewi berjalan menantang arah gerakanku untuk membuahkan sensasi kesenangan. Saya turunkan irama permainan. Sekarang dia yang berjalan liar. Tangannya memeluk leherku serta bibirnya melumat bibirku dengan ganas. Saya memeluk punggungnya lalu mengencangkan penisku serta menggenjotnya kembali secara cepat. Kubisikkan untuk bertukar tempat jadi doggy model. Dia menggerakkan tubuhku supaya bisa berbaring tengkurap. Pantatnya dinaikkan dikit serta tangannya terjulur kebelakang memegang penisku serta selekasnya menyusupkannya dalam . Kugenjot kembali dengan menggerakkan pantatku maju mundur serta berputar-putar. Kurebahkan badanku di atasnya. kami berciuman dengan tempat saling tengkurap, sesaat kemaluan kami masih tetap selalu bertaut serta lakukan tindakan kegiatannya.

Saya menyerang dengan pergerakan cepat berkali-kali. Iapun mendesah sekalian meremas sprei. Saya berdiri diatas lututku serta kutarik pinggangnya. Sekarang dia ada dalam tempat nungging dengan pantat yang disorongkan ke kemaluanku. Sesudah hampir sepuluh menit permainan kami yang ke-2 ini, Dewi makin keras berteriak serta sebentar-bentar mengejang. berasa makin lembab serta hangat. Kuhentikan genjotanku serta kucabut penisku.

Dewi kembali terlentang serta sesaat lalu saya naik ke atas tubuhnya serta kembali menggenjot . Kusedot putingnya serta kugigit bahunya. Kutarik rambutnya sampai mendongak serta selekasnya kujelajahi daerah seputar leher sampai telinganya. Dia makin mendesah serta mengeluh dengan keras. Saat dia mengeluh cukuplah keras, jadi selekasnya kututup bibirnya dengan bibirku. Dia menyongsong bibirku dengan ciuman yang panas. Lidahnya menyelinap ke mulutku serta menggelitik langit-langit mulutku. Saya mengisap lidahnya dengan satu sedotan kuat, melepaskannya serta sekarang lidahku yang masuk ke rongga mulutnya. kami berguling sampai Dewi ada di atasku. Dewi mengutamakan pantatnya serta peniskupun makin dalam masuk ke lorong kenikmatannya.

“Ouhh.. Dewi,” desahku 1/2 berteriak.

Dewi berjalan turun naik serta memutar. Perlahan kugerakkan pinggulku. Sebab pergerakan memutar dari pinggulnya, jadi penisku seperti dihisap satu pergerakan. Dewi mulai percepat gerakannya, serta kusambut dengan irama yang sama. Sekarang dia yang menarik rambutku sampai kepalaku mendongak serta selekasnya mencium serta menjilati leherku. Hidungnya yang mancung ciri khas Timur Tengah terkadang digesekkannya di leherku memberi satu sensasi sendiri.

Dewi berjalan hingga kaki kami sama-sama menjepit. kaki kirinya kujepit dengan kakiku serta demikian pula kaki kiriku dijepit dengan ke-2 kakinya. dalam tempat ini ditambah lagi pergerakan pantatnya berasa sangat nikmat.

Kepalanya direbahkan didadaku serta bibirnya mengecup putingku.

Kuangkat kepalanya, kucium serta kuremas buah dadanya yang menggantung. Sesudah kujilati serta kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya serta kepalanya turun kembali lalu bibirnya mencari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang dalam serta lama.

Dewi lalu mengendalikan gerakannya dengan irama lambat serta cepat berselang-seling. Pantatnya di turunkan sampai mendesak pahaku hingga penisku masuk tenggelam dalam-dalam menyentuh rahimnya.

kakinya berjalan supaya terlepas dari jepitanku serta sekarang ke-2 kakiku dijepit dengan ke-2 kakinya. Dewi menegakkan tubuhnya hingga dia dalam sikap duduk 1/2 jongkok diatas selangkanganku. Dia lalu menggerakan pantatnya maju mundur sekalian mendesak kebawah hingga penisku tertelan serta berjalan mengarah perutku.

Rasa-rasanya seperti diurut serta dijepit satu benda yang lembut akan tetapi kuat. Makin lama makin cepat dia menggerakkan pantatnya, akan tetapi tidak menghentak-hentak. darah yang mengalir ke penisku kurasakan makin cepat serta mulai ada saluran yang merambat disekujur tubuhku.

“Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisannyapun makin seringkali. Saya tahu saat ini jika iapun akan selekasnya akhiri pertempuran ini serta meraih puncak kesenangan.

“Tahan Nis, turunkan tempo.. Saya masih tetap lama kembali ingin rasakan enaknya bercinta denganmu”.

Saya menggeserkan tubuhku ke atas hingga kepalaku menggantung di bibir ranjang. Dia selekasnya mengecup serta menciumi leherku. Tidak tertinggal hidungnya kembali turut bertindak menggesek kulit leherku. Saya begitu senang sekali saat hidungnya bersentuhan dengan kulit leherku.

“Jokaw.. Ouhh.. Saya tidak tahan kembali!” dia mendesah. Kugelengkan kepalaku memberikan isyarat untuk bertahan sesaat kembali.

Saya bangun serta duduk memangku Dewi. Penisku kukeraskan dengan meredam napas serta mengencangkan otot PC. Dia makin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sesaat bibirnya ganas melumat bibirku serta tangannya memeluk leherku. Tanganku memeluk pinggangnya serta menolong percepat pergerakan maju mundurnya. Dilepaskan tangannya dari leherku serta tubuhnya direbahkan ke belakang. Sekarang saya yang perlu berjalan aktif.

Kulipat ke-2 lututku serta kutahan tubuhnya dibawah pinggangnya. Gerakanku kuatur dengan irama cepat akan tetapi penisku cuma setengahnya saja yang masuk sampai beberapa hitungan dan kadang-kadang kutusukkan penisku sampai mentok. Dia merintih-rintih, akan tetapi sebab tempat tubuhnya dia tidak bisa berjalan dengan bebas. Sekarang saya seutuhnya yang mengatur permainan, dia cuma bisa pasrah serta nikmati. Kutarik tubuhnya serta kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya melotot serta bola matanya memutih. Giginya menggigit bahuku.

Kugulingkan tubuhku, sekarang saya ada diatasnya kembali. Kuangkat kaki kanannya ke atas pundak kiriku. Kutarik badannya hingga selangkangannya dalam tempat menggantung merapat ke tubuhku. Kaki kirinya kujepit dibawah ketiak kananku. Dengan sikap duduk melipat lutut saya menggenjotnya dengan perlahan-lahan seringkali dan kuhentakkan dengan keras. Iapun berteriak dengan keras tiap-tiap saya menggenjotnya dengan keras serta cepat.

Kepalanya bergerak-gerak serta matanya seperti ingin menangis.

Kukembalikan kakinya pada tempat sebelumnya. Saya masih tetap ingin perpanjang permainan untuk satu tempat kembali. kakiku keluar dari jepitannya serta ubah kujepit ke-2 kakinya dengan kakiku. makin berasa keras menjepit penisku. Saya berjalan turun naik dengan perlahan-lahan untuk mengulur waktu. Dewi terlihat tidak sabar kembali. Matanya terpejam dengan mulut 1/2 terbuka yang selalu mendesah serta mengeluh. Pergerakan naik turunku kupercepat serta makin lama makin cepat.

Sekarang kurasakan tekanan kuat yang akan selekasnya menjebol keluar melalui lubang penisku. Kukira telah lebih dari 1/2 jam lamanya kami bergumul. Akupun telah senang dengan beberapa tempat serta macam. Keringatku telah berbaur dengan keringatnya.

Kurapatkan tubuhku diatas tubuhnya, kulepaskan jepitan kakiku. Betisnya sekarang menjepit pinggangku dengan kuat. Kubisikan, “OK baby, sekarang waktunya..”.

Dia memekik kecil saat pantatku mendesak kuat ke bawah. Dinding berdenyut kuat mengisap penisku. Dia menyongsong pergerakan pantatku dengan menaikan pinggulnya. Bibirnya menciumku dengan ciuman ganas dan satu gigitan hinggap pada bahuku.

Satu saluran yang begitu kuat telah tiba di ujung lubang penisku. Kutahan desakan penisku ke . Gelombang-gelombang kesenangan terwujud melalui denyutan dalam bergantian dengan denyutan pada penisku seolah-olah sama-sama meremas serta balas menekan.

Denyut untuk denyutan, teriakan untuk teriakan serta pada akhirnya kami bersama sampai ke puncak sekejap setelah keluarkan teriakan keras serta panjang.

“Dewi.. Ouhh.. Yeaahh!!”

“Ahhkk.. Kerjakan Jokaw.. Saat ini!!”

Pada akhirnya saluran yang ketahan semenjak tadipun memancar dengan deras di . Kutekan penisku makin dalam di . Tubuhnya mengejang serta pantatnya naik. Dia memperkuat jepitan kakinya serta pelukan tangannya. Kupeluk tubuhnya erat-erat serta tangannya mendesak kepalaku diatas dadanya. Saat dinding berdenyut, jadi kubalas dengan pergerakan otot PC-ku. Iapun kembali mengejang serta bergetar tiap-tiap otot PC-ku kugerakkan.

Napas serta beberapa kata penuh kesenangan terdengar putus-putus, serta dengan satu tarikan napas panjang saya terkulai lemas diatas tubuhnya. kami masih tetap sama-sama mengecup bibir serta kondisi kamarpun jadi sunyi, tidak ada nada yang terdebgar. cuma ada napas yang panjang tersengal-sengal yang makin lama makin menjadi teratur. Lima belas menit lalu kami berdua telah bermain dengan busa sabun di kamar mandi. Kami sama-sama menyabuni dengan kadang-kadang lakukan cumbuan mudah. Sesudah mandi baru kami terasa lapar sesudah dua ronde kami lewati. Sekalian makan Dewi menelpon familinya, jika malam hari ini dia tidak pulang dengan fakta bermalam di dalam rumah temannya. Tentunya dia tidak katakan jika temannya ialah seseorang lelaki bernama Jokaw.

Malam itu serta malam selanjutnya tentunya tidak kami terlewat dengan percuma. Mandi keringat, mandi kucing, mandi basah serta tentu saja mandi kesenangan jadi acara kami berdua. Esoknya sesudah mengecheck ke agen Merpati nyatanya saya masih tetap mendapatkan seat penerbangan ke kota provinsi, seat paling akhir kembali. Saat chek out dari hotel kusisipkan selembar dua puluh beberapa ribu ke tangan security temanku. Dia tersenyum.


“Terima kasih Pak,” tuturnya sekalian menyongsong tasku serta membawakan ke mobil.

“Kapan ke sini kembali, Pak? jika Dewi tidak ada, kelak akan saya carikan Dewi yang lain kembali,” bisiknya saat telah pergi ke bandara. Dewi mengantarku sampai ke bandara serta sebelum turun dari mobil kuberikan kecupan mesra di bibirnya. Sopir mobil hotel cuma tersenyum lihat tingkah kami. Satu tahun lalu saya balik lagi ke kota itu serta ternya Dewi tidak ada di kota itu kembali. Saat kutelpon ke nomer yang diberikannya, penerima telephone mengatakan tidak paham di mana saat ini Dewi ada. Dengan pertolongan security temanku jadi saya memperoleh wanita yang lain, orang Jawa Tinur. Cukup, walau kesenangan yang diberikannya masih tetap dibawah Dewi.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.