Agen Bola Terpercaya

Tuesday, August 14, 2018

Cerita Dewasa Ketahuan Ngentot Waktu Tengah Keenakan Dengan Tanteku

Cerita Dewasa Ketahuan Ngentot Waktu Tengah Keenakan Dengan Tanteku


Cerita Dewasa Ketahuan Ngentot Waktu Tengah Keenakan Dengan Tanteku – Kesempatan ini saya akan bercerita Cerita Seks saat diriku ketahuan ngentot saat lagi enak-enaknya dengan tanteku. Ingin tahu lanjutan ceritanya? Langsung saja yuk baca serta baca baik-baik cerita ini.


Ketahuan Bercinta dengan Tanteku – Cerita yang dituangkan disini merupakan cerita riil serta buat yang kebetulan terasa sama nama atau kisahnya minta dimaafkan itu hanya kebetulan. Peristiwa ini berlangsung seputar 6 tahun waktu lalu, saat itu saya masih tetap berumur 16 tahun.

Saya memiliki seseorang tante bernama Lia yang umurnya saat itu 36 tahun. Tante Lia merupakan adik dari Mamaku. Tante Lia telah menjanda saat lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di rahmat anak. Tante Lia sendiri meneruskan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satunya perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seseorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.

Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedang tingginya seputar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati serta perutnya rata soalnya dia belumlah miliki anak. Hal seperti ini membuatku seringkali ke tempat tinggalnya serta kerasan terlalu lama jika tengah ada waktu. Serta setiap harinya saya hanya mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini serta dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dengan

Karena itu saya berusaha menemaninya serta sekalipun ingin lihat tubuhnya yang seksi. Setiap saat saya lihat tubuhnya yang seksi, saya tetap terangsang serta saya lampiaskan dengan masturbasi sekalian memikirkan tubuhnya. Terkadang muncul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tetapi saya tidak berani melakukan perbuatan beberapa macam pada dia, saya takut kelak dia akan geram serta memberikan laporan ke orang tuaku. Hari untuk hari keinginanku untuk dapat memperoleh tante Lia makin kuat saja.

Terkadang kupergoki tante Lia waktu nabis mAlan, dia cuma menggunakan lilitan handuk saja. Memandangnya jantungku deg-degan rasa-rasanya, ingin selekasnya buka handuknya serta melahap habis badan seksinya itu. Terkadang juga dia seringkali memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan pakaiannya dari belakang. Betul-betul memancing gairahku. Sampai di hari itu persisnya malam minggu, saya tengah malas keluar bersama dengan rekan-rekan serta saya juga pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di tempat tinggalnya, tante Lia baru akan siap-siap makan serta tengah duduk di ruangan tamu sekalian membaca majalah.

Kami juga sama-sama menceritakan, tidak diduga hujan turun deras sekali serta Tante Lia memintaku bermalam saja di tempat tinggalnya malam hari ini serta memintaku memberi tahu orang tuaku jika saya akan bermalam di tempat tinggalnya berhubung hujan lebat sekali. “Lan, tante ingin tidur dahulu ya, telah ngantuk, kamu telah ngantuk belumlah?”, tuturnya sekalian menguap. “Belum tante”, jawabku.

“Oh ya tante, Rio bisa gunakan komputernya tidak, ingin teliti e-mail bentar”, tanyaku. “Boleh, gunakan aja” jawabnya lantas dia menuju ke kamarnya. Lantas saya menggunakan computer di ruangan kerjanya serta terhubung website porno. Serta selalu jelas tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang telah tegang sekalian lihat gambar wanita 1/2 baya bugil. Lalu kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali memiliki ukuran seputar 15 cm karena saya telah terangsang sekali.

Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong demikian saja tanpa mengetuk pintu. Karena sangat kagetnya saya tidak sudah sempat lagi tutup batang kemaluanku yang tengah tegang itu. Tante Lia sudah sempat terbelalak lihat batang kemaluanku yang tengah tegang sampai langsung dia menanyakan sekalian tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, tidak apa-apa tante lagi teliti email” jawabku sekenanya. Tetapi tante Lia kelihatannya sadar jika saya waktu itu tengah mengelus-elus batang kemaluanku.

“Ada apakah sich tante?” tanyaku. “Aah tidak, tante hanya ingin ajak kamu temenin tante tonton di kamar” jawabnya. “Oh ya telah, kelak saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi janganlah semakin lama yah” kata Tante Lia lagi. Kemudian saya berusaha menahan kemelut batang kemaluanku, lantas saya beranjak menuju ke kamar tante kesepian serta temani tante Lia tonton film horor yang kebetulan banyak juga mengobral adegan-adegan syur. Lihat film itu langsung saya jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung bangun lagi.

Justru Tante Lia telah menggunakan pakaian tidur yang tipis serta gilanya dia tidak menggunakan bra karena saya dapat lihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku mencapai puncak lihat panorama semacam itu, tetapi apakah bisa untuk aku tidak berani melakukan perbuatan beberapa macam. Batang kemaluanku makin tegang saja hingga saya sangat terpaksa bergerak-gerak dikit untuk membenarkan posisinya yang miring. Lihat beberapa gerakan itu tante Lia rupanya langsung mengerti sekalian tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sich kamu, Lan?” tanyanya sekalian tersenyum. “Ah tidak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Selain itu tante Lia mendekatiku hingga jarak kami makin dekat diatas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah tidak tante, biasa aja” jawabku coba mengatur diri.

Dapat kulihat payudaranya yang besar melawan di sisiku, ingin rasa-rasanya kuhisap-hisap sekalian kugigit putingnya. Tetapi rupanya hal seperti ini tidak dirasa olehku saja, Tante kesepian Lia juga rupanya telah agak terangsang hingga dia coba ambil serangan terlebih dulu. “Menurut kamu tante seksi tidak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi manakah sama yang di film itu?” tanyanya lagi sekalian membusungkan payudaranya hingga tampak makin jadi membesar. “Wah seksi tante dong, setelah bodinya tante bagus sih” kataku.

“Ah masa sich?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami makin merapat karena tante Lia selalu mendekatkan tubuhnya padaku, lantas dia menanyakan lagi padaku.. “Kamu ingin tidak jika dibawa begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti mendapat durian roboh, kesempatan kali ini tidak pasti saya sia-siakan, langsung saya membulatkan tekad untuk coba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” tuturnya. “Ah tante kesepian dapat saja..

Tante kok keliatannya lama-lama semakin seksi saja sich.. Sampai saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sekalian menempatkan tangannya diatas kemaluanku. “Waahh janganlah dipegangin selalu tante, nanti dapat lebih gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh saya bisa pegang itu tidak tante?” kataku sekalian menunjuk mengarah payudaranya yang besar itu.
“Ah bisa saja jika kamu mau” jawabnya. Wah peluang besar, tetapi saya agak dikit takut, takut dia geram tetapi tangan si tante saat ini justru telah mengelus-elus kemaluanku hingga saya membulatkan tekad untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sambil tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepaskan sich Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh tidak lah, Lan.. Kemari deh”.

Tanganku digenggam tante kesepian Lia, lalu ditempatkan kembali di payudaranya hingga saya juga makin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya sampai makin membuatku ingin tahu. Lantas saya juga coba mencium tante Lia, benar-benar diluar dugaanku, Tante Lia menyongsong ciumanku dengan beringas. Kami juga lantas berciuman dengan nafsu sekali sekalian tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam hari ini kamu harus memberi kenikmatan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.

“Tante, saya bisa buka pakaian tante tidak?” tanyaku. “Oohh silahkan Lan”, sambutnya. Secara cepat kubuka pakaiannya hingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan telah ada di muka mataku, langsung saya menjilat-jilat payudaranya yang memang saya kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama saya menjilati putingnya hingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga mulai keluarkan cairan bening pelumas diatas kepalanya.

Lantas selintas kulihat tangan Tante kesepian Lia tengah mengelus-elus sisi klitorisnya hingga tanganku juga kuarahkan mengarah sisi celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah meredam nafsu. Seperti kesetanan saya langsung buka CD-nya serta lantas kuciumi. Saat ini Tante kesepian Lia telah bugil keseluruhan. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.

Lantas dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang telah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Sesudah senang jariku bergerilya lantas kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin serta mengkilap itu. Lantas dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.

Tante Lia makin kewalahan sampai dia menggoyangkan kepalanya ke kanan serta ke kiri sekalian meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan makin cepat kujilati klitorisnya serta jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang makin basah. Sesaat lalu tubuhnya berjalan dengan liar kelihatannya akan orgasme. Lantas kupercepat jilatanku serta tusukan jariku hingga dia terasa keenakkan sekali lantas dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..

Tante telah keeluuaarr Lan.. Ahh” sekalian menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan serta lidahku masih tetap selalu menjilati sisi bibir kemaluannya hingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Lalu tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah nyatanya kamu hebat sekali, tante telah lama tidak rasakan kenikmatan ini loh..” katanya sekalian mencium bibirku hingga cairan liang kemaluannya di bibirku turut belepotan ke bibir Tante Lia. Selain itu batang kemaluanku yang masih tetap tegang di elus-elus oleh tante Lia serta saya juga masih tetap memilin-milin puting tante yang telah makin keras itu. “Aahh..” desahnya sekalian selalu mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan untuk kamu rasakan enaknya badan tante”.

Tangan tante Lia selekasnya menggerayangi batang kemaluanku lantas digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat hingga agak merasa sakit tetapi kudiamkan saja karena merasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lantas saya juga tidak ingin kalah, tanganku juga selalu meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali saat tanganku meremas-remas payudaranya dengan kadang-kadang kujilati putingnya yang telah tegang itu, seolah-olah seperti orang kelaparan, kukulum selalu puting susunya hingga tante Lia jadi makin blingsatan.

“Aahh kamu senang sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante setelah tetek tante memiliki bentuk begitu merangsang sich.. Selalu besar tetapi masih kencang..” “Aahh kamu memang pintar muji orang, Lan..” Selain itu tangannya masih tetap selalu membelai batang kemaluanku yang kepalanya telah berwarna kemerahan tapi tidak dikocok cuma dielus-elus. Lantas tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku selalu turun mengarah selangkanganku hingga saya juga mulai rasakan kesenangan yang mengagumkan hingga kemudian Tante Lia berjongok dibawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.

Sedetik lalu dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang sudah keluarkan cairan bening pelumas serta rata itu ke semua kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Saya betul-betul rasakan enaknya service yang dikasihkan oleh Tante kesepian Lia. Lantas dia mulai buka mulutnya serta lantas masukkan batang kemaluanku ke mulutnya sekalian menghisap-hisap serta menjilati semua sisi batang kemaluanku hingga basah oleh ludahnya.

Selang beberapa waktu sesudah tante kesepian lakukan hisapannya, saya mulai rasakan desiran-desiran kesenangan menyebar di semua batang kemaluanku lantas kuangkat Tante Lia lalu kudorong perlahan-lahan hingga dia telentang diatas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya hingga dia mengangkang pas di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..

Tante telah tidak sabar ingin merasakan memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lantas saya mulai menuntun batang kemaluanku mengarah lubang kemaluannya tetapi saya tidak langsung memasukkan tetapi saya gesek-gesekan lebih dulu ke bibir kemaluannya hingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, janganlah tanggung-tanggung masukiinn..” Lantas saya menggerakkan masuk batang kemaluanku.

Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya hingga sedikit susah masukkan batang kemaluanku yang telah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Saya mulai menggerakkan kepala batang kemaluanku ke liang kemaluan Tante kesepian Lia hingga dia rasakan kesenangan yang mengagumkan saat batang kemaluanku telah masuk semua.

Lalu batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan-lahan tetapi dengan pergerakan memutar hingga pantat Tante Lia juga ikutan bergoyang. Rasa-rasanya sangat nikmat karena goyangan pantat tante Lia jadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu serta rasa-rasanya seperti empotan ayam. Selain itu saya selalu menjilati puting serta menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Selain itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras hingga kocokan yang kuberikan makin cepat lagi.

“Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” dengar rintihannya saya makin bernafsu untuk selekasnya merampungkan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante ingin keluuaarr.. Aahh” Badan tante kesepian Lia kembali berjalan liar hingga pantatnya ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, dapat kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang tengah merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lantas tubuhnya kembali tenang nikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..

Tante sampai kalah 2x sedang kamu masih tetap tegar” “Iiyaa tante.. nanti lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sekalian selalu menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Selalu.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku makin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”

“Aduh tante bentar lagi saya telah ingin keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin didalam saja yah.. Aahh.. Tante ingin merasakan.. Ahh.. Shh.. Ingin rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lantas saya mengusung kaki kanan tante hingga tempat liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio ingin keluar nih.. Ahh” lantas saya memeluk tante Lia sekalian meremas-remas payudaranya. Selain itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sekalian menggoyang-goyangkan pantatnya.

“Aahh tante juga ingin keluar lagi aahh.. Sshh..” lantas dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya hingga himpunan air maniku yang telah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Saat dua menitan saya masih tetap menggumuli badan Tante kesepian Lia untuk menyelesaikan semprotan maniku itu. Lantas Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu nyatanya seseorang jagoan, Lan..” Kemudian dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya lalu dimasukkan kembali pada dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.

Baca Juga : Cerita Dewasa Tetek Bohay 36B Milikku Di nikmati Bapak & Kakekku

Ah, nyeri rasa-rasanya batang kemaluanku disedot olehnya. Dan kami berdua juga tidur sama-sama berpelukan. Malam itu kami mengerjakannya sampai 3x. Sesudah peristiwa itu kami seringkali lakukan hubungan seksual yang terkadang mengikuti gaya-gaya dari film porno. Jalinan kami juga berjalan saat dua tahun serta pada akhirnya di ketahui oleh orang tuaku. Karena terasa malu, Tante kesepian Lia juga geser ke Jakarta serta menggerakkan upayanya disana.

Saya betul-betul begitu kehilangan Tante Lia serta sejak kepindahannya, tante Lia belum pernah menghubungiku lagi.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.